Dalam Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru ITB untuk Tahun Akademik 2025/2026, Vani Virdyawan, Ph.D., menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Ilmu yang Menghidupkan: Peran Soft Robotics dalam Pelayanan Kesehatan bagi Sesama”. Orasinya menyoroti potensi besar teknologi robot lunak (soft robotics) sebagai solusi inovatif untuk permasalahan medis di tanah air—mulai dari keterbatasan fasilitas hingga ketergantungan impor alat kesehatan serta bagaimana teknologi ini bisa mendorong kemandirian teknologi berbasis lokal. Dengan demikian, soft robotics bukan sekadar jargon, melainkan harapan baru agar teknologi canggih dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Soft Robotics Teknologi Fleksibel untuk Lingkungan Tak Terstruktur
Soft robotics adalah teknologi robotika berbahan fleksibel—tidak seperti robot berbahan keras dan kaku. Bahan lentur ini memungkinkan robot berinteraksi dengan lingkungan yang tidak terstruktur, termasuk tubuh manusia, secara aman dan adaptif. Keunggulan ini menjadikannya ideal untuk aplikasi medis seperti prosedur invasif minimal, alat diagnosis, serta prostesis atau rehabilitasi.
Selain aman, teknologi ini tidak membutuhkan fasilitas produksi canggih, sehingga membuka peluang inovasi berbasis lokal. Dengan demikian, soft robotics menjadi jembatan antara riset mutakhir dan pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia
Menjawab Kebutuhan Medis dan Kemandirian Teknologi
Vani Virdyawan menekankan bahwa soft robotics dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap alat medis impor dan mendukung distribusi teknologi kesehatan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk daerah terpencil yang kerap kekurangan fasilitas. Ini merupakan langkah strategis menuju kemandirian dalam pengembangan alat kesehatan.
Selama orasinya, beliau juga menyoroti aplikasinya dalam berbagai ranah kedokteran diagnosis, operasi minimal invasif, hingga sistem rehabilitasi dan prostetik yang sebelumnya hanya bisa diakses di rumah sakit besar dan kota metropolitan. Dengan soft robotics, akses ini bisa didemokratisasi.
Jejak Akademik dan Aspirasi Teknologi Soft Robotics
Vani bukan peneliti awam rekam jejaknya mencakup riset berkelas internasional, seperti pengembangan aktuator dengan kekakuan variabel untuk alat bedah dan simulator haptic terjangkau untuk pelatihan bedah ortopedi. Pengalaman akademis dari Imperial College London dan publikasi pada jurnal bereputasi internasional memperkuat fondasi riset ini.
Visinya jelas: teknologi soft robotics tidak hanya eksis dalam skala laboratorium, tetapi juga hadir dalam praktik klinis sehari-hari, menjangkau berbagai pusat layanan kesehatan di seluruh nusantara.
Menuju Aksi: dari Riset ke Rumah Sakit
Dengan potensi yang jelas dan relevansi kesehatan masyarakat, langkah selanjutnya adalah menerjemahkan riset ke dalam produk nyata. Kolaborasi lintas disiplin, penguatan fasilitas manufaktur lokal, serta dukungan dari regulator dan lembaga pendanaan menjadi krusial.
Pengembangan soft robotics bisa dimulai dari prototipe alat diagnostik sederhana, selanjutnya ditingkatkan ke alat bedah minimal invasif atau prostesis. Infrastruktur lokal yang tersedia memungkinkan transisi ini menjadi lebih efisien dan terjangkau jalan menuju inovasi yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
Sumber : itb ac



