Saring Negatif, Jaga Mental Sehat: Cara Bijak Bersosial Media di Era Digital

Media sosial kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi, kita hampir tidak pernah lepas dari layar smartphone. Beranda media sosial selalu menawarkan informasi terbaru, pesan masuk, hingga update dari berbagai akun yang kita ikuti. Namun, banjir informasi ini tidak selalu berdampak positif. Jika tidak disaring dengan baik, konten negatif dapat memengaruhi kesehatan mental tanpa kita sadari.

Artikel ini membahas bagaimana cara menyaring konten negatif, menjaga kesehatan mental, serta menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan nyaman.

Mengapa Media Sosial Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental?

Media sosial bukan hanya tempat berbagi foto atau cerita. Ia telah berubah menjadi ruang publik yang memuat berbagai opini, berita, dan reaksi. Sayangnya, tidak semua yang muncul di beranda kita bersifat positif.

Menurut edukasi literasi digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, konten negatif bisa bermunculan dalam banyak bentuk, seperti:

  • komentar pedas yang merendahkan,
  • berita bohong (hoaks),
  • adu domba (provokasi),
  • unggahan yang sengaja memicu emosi atau kemarahan,
  • drama tidak mendidik,
  • penyebaran informasi sensitif yang tidak akurat.

Paparan berulang terhadap konten seperti itu dapat membuat pikiran terasa lebih berat. Otak dipaksa bekerja ekstra untuk memproses informasi yang tidak menyenangkan, sehingga perlahan memengaruhi suasana hati, stres, dan stabilitas emosi.

Inilah alasan mengapa menyaring negatif di media sosial sangat penting.

Dampak Konten Negatif pada Kesehatan Mental

Berikut beberapa dampak yang dapat muncul ketika kita terus menerus melihat konten negatif:

  1. Meningkatkan Kecemasan
    Drama, konflik, dan berita buruk yang muncul terus menerus dapat membuat pikiran terasa gelisah.
  2. Memicu Overthinking
    Informasi yang tidak sehat dapat membuat seseorang memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak terlalu dibesar-besarkan.
  3. Menurunkan Kepercayaan Diri
    Komentar pedas atau body shaming dapat memengaruhi cara seseorang menilai dirinya.
  4. Menimbulkan Stres Berlebih
    Paparan konten yang penuh emosi negatif bisa membuat tubuh dan pikiran merasa lelah.
  5. Membuat Hati Cepat Lelah (Mental Fatigue)
    Tanpa disadari, otak kita kelelahan ketika harus terus memfilter informasi yang tidak sehat.

Cara Sederhana Menyaring Konten Negatif

Menyaring hal negatif bukan berarti menutup diri dari dunia luar. Justru ini adalah langkah untuk menjaga kewarasan dan ketenangan diri. Berikut beberapa cara praktis yang bisa dilakukan:

  1. Mute Akun yang Menebar Drama
    Jika ada akun atau grup yang sering memicu emosi negatif, gunakan fitur mute, block, atau unfollow.
  2. Batasi Waktu Bermain Media Sosial
    Tentukan jam khusus untuk membuka aplikasi. Penggunaan berlebihan dapat memicu kecanduan dan kelelahan mental.
  3. Pilih Konten yang Bermanfaat
    Ikuti akun yang menyebarkan:
  • edukasi,
  • motivasi,
  • hiburan sehat,
  • tips kesehatan mental,
  • hobi positif.

Dengan begitu, apa yang masuk ke pikiran Anda adalah hal-hal yang membangun, bukan meruntuhkan.

Membangun Lingkungan Digital yang Positif

Dunia maya sama seperti dunia nyata. Lingkungan yang baik akan membuat hati tenang dan pikiran lebih sehat. Berikut langkah untuk menciptakan ruang yang positif:

  1. Ikuti Akun yang Menginspirasi
    Akun yang membagikan quotes positif, ilmu bermanfaat, atau cerita inspiratif dapat meningkatkan mood.
  2. Bergabung dengan Komunitas Sehat
    Pilih komunitas sesuai hobi Anda: membaca, olahraga, fotografi, belajar bahasa, dan lainnya.
  3. Kurangi Konten yang Tidak Memberi Nilai
    Jika sebuah akun atau konten tidak memberikan manfaat, lebih baik dihindarkan.
  4. Bagikan Konten Positif
    Dengan berbagi hal-hal baik, Anda ikut menciptakan suasana digital yang lebih sehat.

Media Sosial Tetap Punya Sisi Baik

Meski memiliki banyak potensi negatif, media sosial juga membawa banyak manfaat, seperti:

  • mempermudah komunikasi,
  • menjadi tempat berbagi ilmu,
  • memperluas networking,
  • memberikan ruang kreativitas,
  • membantu membangun personal branding,
  • menyediakan hiburan yang sehat.

Kuncinya adalah cara kita menggunakannya. Ketika kita mampu memilah apa yang masuk ke pikiran, kita bisa menikmati manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesehatan mental.

Tips Menjaga Mental Sehat di Era Digital

Berikut tips tambahan agar kehidupan digital tetap seimbang:

  • lakukan “detoks media sosial” minimal satu hari dalam seminggu,
  • tidur cukup tanpa membawa ponsel ke tempat tidur,
  • hindari doomscrolling (scroll berlebihan pada berita negatif),
  • fokus pada kegiatan offline yang menyenangkan,
  • tetap terhubung dengan dunia nyata: keluarga, teman, hobi, dan aktivitas luar ruangan.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

  • Apa yang dimaksud dengan menyaring konten negatif?
    Menyaring konten negatif berarti memilih apa yang layak dikonsumsi di media sosial dan menghindari konten yang memicu emosi negatif, drama, atau berita palsu.
  • Mengapa konten media sosial bisa memengaruhi kesehatan mental?
    Karena otak kita memproses semua informasi yang kita lihat. Jika yang masuk adalah hal buruk, pikiran menjadi lelah dan suasana hati terganggu.
  • Apa tanda-tanda seseorang terkena dampak negatif media sosial?
    Di antaranya: mudah cemas, cepat tersinggung, sulit fokus, merasa tidak cukup, atau sering membandingkan diri dengan orang lain.
  • Apakah memblokir akun termasuk tindakan buruk?
    Tidak. Itu adalah bentuk menjaga batasan diri. Anda berhak membatasi akses terhadap sumber energi negatif.
  • Berapa lama waktu ideal menggunakan media sosial per hari?
    Rekomendasi umum adalah 1–2 jam per hari, namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan selama penggunaan tetap sehat.

Ringkasan Akhir

Media sosial bukan musuh. Ia adalah alat. Namun, seperti alat lainnya, media sosial perlu digunakan dengan bijak. Menyaring konten negatif adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental, terutama di era digital yang penuh arus informasi.
Dengan membatasi paparan drama, memilih konten positif, mengatur waktu penggunaan, dan membangun lingkungan digital yang sehat, kita dapat tetap menikmati manfaat media sosial tanpa mengorbankan ketenangan hati.

Ingat, Anda punya hak untuk menjaga ruang mental Anda—baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Untuk wawasan kesehatan mental yang lebih luas dan terpercaya, kunjungi elevatetojoy.com dan temukan insight yang membantu kamu hidup lebih seimbang.

Sumber: https://rri.co.id/iptek/2028738/saring-negatif-jaga-mental-sehat

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *