
Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam beberapa tahun terakhir bergerak sangat cepat dan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia bisnis. Di tengah euforia dan kekhawatiran akan kehadiran teknologi ini, muncul satu pertanyaan besar: apakah AI akan menggantikan peran manusia, atau justru menjadi mitra untuk bertumbuh bersama?
Pertanyaan tersebut coba dijawab melalui sebuah buku berjudul Bangun Bisnis Bareng AI, yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Menariknya, buku ini tidak lahir dari ruang seminar atau laboratorium teknologi, melainkan dari interaksi keluarga yang melibatkan ayah, dua anak, dan AI sebagai rekan berpikir.
Ditulis oleh Adi Putera Widjaja bersama kedua putranya, Michael Suryadarma Wijaya dan Nicolas Wiradarma Wijaya, buku ini menawarkan sudut pandang segar tentang bagaimana teknologi dapat menjadi katalis kreativitas dan pembelajaran lintas generasi.
AI Bukan Pengganti, Melainkan Partner Berpikir
Salah satu pesan utama yang diangkat dalam buku Bangun Bisnis Bareng AI adalah penegasan bahwa AI tidak diciptakan untuk menggantikan manusia. Sebaliknya, AI diposisikan sebagai partner yang membantu memperluas sudut pandang, mempertajam ide, dan mempercepat proses pengambilan keputusan.
Dalam praktiknya, AI digunakan sebagai alat bantu untuk berbagai aktivitas bisnis, mulai dari menyusun ide produk, merancang konten pemasaran, hingga melakukan simulasi sederhana terhadap model usaha. Dengan pendekatan ini, AI menjadi sarana belajar yang interaktif dan adaptif, bukan sekadar mesin pintar yang bekerja secara mekanis.
Adi Putera Widjaja, yang dikenal sebagai seorang serial entrepreneur, menilai bahwa rasa takut terhadap AI justru dapat menghambat potensi manusia. Menurutnya, teknologi seharusnya dipahami sebagai ruang dialog baru yang menantang asumsi lama dan membuka kemungkinan-kemungkinan segar.
Bisnis sebagai Proses Belajar Berkelanjutan
Berbeda dengan buku bisnis konvensional yang sering menekankan strategi besar dan target ambisius, Bangun Bisnis Bareng AI mengajak pembaca melihat bisnis sebagai sebuah proses belajar. Konsep growth mindset menjadi fondasi penting dalam buku ini.
Pembaca diajak memahami bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses eksplorasi. Dengan bantuan AI, proses mencoba, mengevaluasi, dan memperbaiki ide bisa dilakukan lebih cepat dan efisien. Pendekatan ini sangat relevan bagi generasi muda yang hidup di era serba cepat dan dinamis.
Buku ini juga menekankan pentingnya aksi nyata. Alih-alih terjebak dalam perencanaan tanpa akhir, pembaca didorong untuk segera mengeksekusi ide sederhana, mengujinya di lapangan, lalu melakukan evaluasi berbasis data dan pengalaman.
Kolaborasi Keluarga dalam Era Digital
Nilai unik lain dari buku ini terletak pada kolaborasi lintas generasi yang terbangun di dalamnya. Proses penulisan yang melibatkan ayah dan dua anak menunjukkan bahwa teknologi tidak harus menciptakan jarak antaranggota keluarga.
Justru sebaliknya, AI dapat menjadi medium dialog yang mempertemukan perspektif berbeda. Anak-anak membawa sudut pandang segar khas Gen Z, sementara orang tua menyumbangkan pengalaman dan kebijaksanaan. AI hadir sebagai fasilitator ide yang menjembatani perbedaan tersebut.
Pesan ini terasa relevan di tengah tantangan keluarga modern, di mana kesenjangan teknologi sering kali menjadi pemicu jarak emosional. Buku ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, teknologi justru dapat mempererat relasi manusia.
Cerita Reflektif yang Membumi dan Relevan
Untuk memperkaya narasi, Bangun Bisnis Bareng AI menghadirkan tokoh fiktif bernama Fajar, seorang anak muda yang sedang mencari arah dalam dunia bisnis dan teknologi. Melalui perjalanan Fajar, pembaca diajak merenungkan bahwa keberanian untuk memulai sering kali lebih penting daripada menunggu kesiapan sempurna.
Kisah ini menegaskan bahwa AI tidak menghilangkan peran manusia, melainkan mendorong keberanian untuk melangkah lebih dulu. Dengan gaya storytelling yang ringan, reflektif, dan visual yang modern, buku ini terasa seperti percakapan santai tentang masa depan.
Relevan untuk Pelajar, Mahasiswa, dan Kreator Muda
Dengan bahasa yang sederhana dan contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, buku ini sangat cocok bagi pelajar, mahasiswa, hingga kreator muda yang ingin memahami dunia bisnis tanpa tekanan istilah teknis yang rumit.
Alih-alih menggurui, Bangun Bisnis Bareng AI hadir sebagai teman belajar yang menemani pembaca memahami AI, bisnis, dan pola pikir adaptif secara bertahap. Pesan optimistis yang diusung buku ini menegaskan bahwa manusia, keluarga, dan mesin dapat tumbuh bersama secara harmonis.
Sumber: megapolitan.antaranews.com


