
Pemanfaatan teknologi kini tidak lagi sekadar menjadi pelengkap dalam berbagai sektor, termasuk kebudayaan. Transformasi digital yang semakin pesat mendorong berbagai peluang baru, terutama dalam menciptakan nilai ekonomi berbasis budaya. Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud), Giring Ganesha Djumaryo, dalam malam puncak kompetisi inovasi digital budaya “Budaya Go!” yang digelar di Jakarta Pusat, Minggu (7/12/2025).
Dalam sambutannya, Giring mengajak para generasi muda untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana memperkuat industri budaya nasional. Ia menilai bahwa kreativitas yang dikolaborasikan dengan teknologi modern dapat menghasilkan ekosistem ekonomi baru yang produktif dan berkelanjutan.
“Tugas anak-anak muda adalah mengembangkan dan memanfaatkan teknologi agar kebudayaan ini memiliki nilai ekonomi dan bisa menjadi sumber penghasilan,” tegasnya.
Teknologi Digital Sebagai Gerbang Ekonomi Budaya
Kompetisi Budaya Go! yang menjadi latar penyampaian pernyataan tersebut merupakan wadah bagi para inovator muda untuk menghadirkan nilai-nilai budaya melalui pendekatan modern. Platform digital seperti aplikasi, situs web, gim, hingga kecerdasan buatan (AI) dinilai mampu menjadi sarana efektif agar budaya dapat dipelajari, dinikmati, dan diakses masyarakat luas, termasuk generasi saat ini yang sangat dekat dengan teknologi.
Giring menyampaikan bahwa ketika budaya Indonesia dikemas dalam format digital yang menarik, peluang monetisasi akan terbuka semakin luas. Ini bisa dalam bentuk:
- Lisensi aplikasi edukasi budaya
- Gim interaktif berbasis kearifan lokal
- Platform seni digital
- Koleksi digital seperti NFT
- Pemasaran musik, film, dan konten budaya yang terintegrasi
Menurutnya, digitalisasi budaya bukan hanya tentang pelestarian, tetapi juga cara baru untuk menghasilkan nilai tambah yang relevan dengan perkembangan zaman.
Dampak Terhadap Lapangan Kerja dan Industri Kreatif
Selain membawa manfaat bagi proses pelestarian budaya, teknologi juga dinilai mampu menciptakan lapangan kerja baru. Giring mencontohkan bahwa tim pengembang digital yang awalnya hanya terdiri dari beberapa orang dapat berkembang menjadi perusahaan besar jika konsisten berinovasi.
“Banyak creator lokal dan tim developer kecil yang awalnya hanya beberapa orang, kini bisa tumbuh dan mempekerjakan banyak tenaga kerja karena konsisten membuat platform berbasis digital,” ungkapnya.
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan industri kreatif nasional yang terus meningkat setiap tahun, terutama pada sektor berbasis digital seperti film, musik, animasi, gim, dan konten daring.
AI Bukan Ancaman, Tetapi Alat untuk Melestarikan Budaya
Dalam kesempatan tersebut, Giring juga menyinggung peran AI (Artificial Intelligence) yang semakin populer dalam berbagai bidang. Ia menegaskan bahwa kehadiran AI bukanlah ancaman bagi pelaku seni atau budayawan, tetapi justru alat pendukung untuk memperkuat proses preservasi budaya.
“AI tidak boleh menggantikan peran manusia dan budayawan. AI harus membantu mereka dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan,” tuturnya.
Teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk pembuatan arsip budaya, translasi bahasa daerah, digitalisasi naskah kuno, dan rekonstruksi tradisi yang hampir punah.
Budaya Indonesia Berpotensi Menjadi Tren Global
Dalam penjelasannya, Giring juga menyoroti kekuatan budaya Indonesia dalam kancah internasional yang kini semakin terlihat melalui platform digital dan media sosial. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis raksasa platform digital seperti Spotify dan YouTube, Indonesia saat ini berstatus sebagai “trigger country” atau negara pemicu tren.
“Konten yang viral di Indonesia, sangat mungkin juga viral di dunia,” kata Giring.
Beberapa contoh yang ia sebutkan antara lain:
- Lagu daerah dan musik etnik yang viral di TikTok dan Instagram
- Tradisi pacu jalur yang menarik penonton mancanegara
- Film horor Indonesia yang mendominasi Netflix global
Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya Indonesia memiliki daya tarik kuat bagi audiens internasional, terutama ketika dipresentasikan melalui format digital yang menarik.
Kolaborasi Budaya dan Teknologi untuk Masa Depan
Dengan semakin terbukanya peluang digital, Giring berharap generasi muda terus berinovasi dan berperan dalam memajukan budaya Indonesia. Menurutnya, kolaborasi antara kreativitas, teknologi, dan identitas budaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif nasional yang kuat dan berdaya saing global.
Digitalisasi budaya bukan hanya mengenai dokumentasi dan pelestarian, tetapi juga tentang menciptakan nilai baru yang memberi dampak bagi masa depan ekonomi bangsa.
Sumber: antaranews.com


